Risalah Hati

-->
13, seperti Alif yang bunting. Angka ini adalah transisi tak sekedar karena ia termasuk kategori ganjil namun ia juga dipake dalam dunia akademisi. Tiga belas dalam episode kehidupan saya adalah momok yang menakutkan. Kampus telah menentukan takdir kuliah seoarang mahasiswa hingga 14, iya 14 semester. Bila Anda mengikuti seluruh proses dan ketentuan kampus maka angaka  13 tak akan pernah Anda sandang.
Yang ada kini hanya tunduk dan patuh terhadap takdir kampus itu. Nafas saya sisa satu lagi, tiga belas ke empat belas itulah yang saya rasakan cukup kompleks. Belum lagi daging-daging saya yang tersisa pada semester ganjil belum tertempel semua di badan ini sehingga masih ada luka yang mengangah mengharap “obat” yang entah kapan akan datang. Obat yang dipromosikan di kampus pun ternyata hanya ada dalam jantung para dosen, memaksa Anda untuk kompromi dengan mereka semua.
Jangan pernah terlintas dalam benak Anda untuk menemukan kualitas diri di kampus, karena kampus didesain bukan untuk itu, lebih pada pemenuhan pasar kecenderungan modal. Kita mesti jujur memang, pendidikan kita diorientasikan untuk pasar, “ilmu jadi pasar” itulah kesimpulan saya menjadi mahasiswa. Tentu, ini amat subjektif, saya tak memaksa Anda mengikuti pendapat ini, Anda tetap pada pendirian Anda. Iya karena Anda tak pernah mandiri, orang tua, sanak, saudar kampong halaman, menanti Anda di rumah hanya untuk membawa sepotong kertas yang disahkan oleh Negara via kampus yang Anda tinggal itu, kemudian diabdikan mendapat “duit” untuk kebutuhan hidup Anda.